Selasa, 22 Januari 2013

Kedai Kopi Phoenam


Siapa bilang kopi yang nikmat harus dihasilkan oleh mesin espresso ala kopi-kopi barat seperti starbuck. Jika Anda penikmat kopi tradisional, Anda harus mencicipi kedai kopi yang satu ini. Namanya Kedai kopi Phoenam, kedai kopi legendaris asal Makassar.


Kopi phoenam memang amat melegenda di Kota Makassar. Pasalnya, sejarah kopi ini amat panjang, yaitu diawali langkah Liong Thay Hiong yang berkongsi dengan kerabatnya, Prof. Dr. Thay Phen Liong, membuka kedai kopi pada 1946. Nama “phoen am” sendiri memiliki arti ‘tempat persinggahan selatan’.

Rupanya, rasa kopi yang dijual di kedai ini langsung disukai warga Makassar sehingga berpuluh tahun setelah itu kenikmatan kopi tersebut menjadi masyhur di kota ini. Kemudian kedai kopi ini dikelola anak Liong Thay, bahkan saat ini sudah keturunan ketiga, yang kemudia memperkenalkan konsep waralab sehingga mampu  merambah kota Bandung, Jakarta, Palu, dan Surabaya.

Saya sendiri mengenal Kedai Kopi Phoenam , awalnya yang  di Wahid Hasyim. Kedainya sangat ramai dan cukup berisik karena banyak pengunjung layaknya warung kopi tradisional.Sebagai penggemar Starbucks, awalnya saya memandang sebelah mata kedai kopi ini. Kawan saya membisikkan, kalau kedai kopi ini sangat disukai JK (saat itu masih wapres RI). Hmm penasaran ...

Saya mencoba kopi susu Phoenam dan Roti goreng + kornet. Kopi disajikan dalam cangkir  dimana buihnya bak teh tarik tapi tidak mengurangi kekentalan kopinya. Ketika diseruput, khas kopi Indonesia sangat terasa.   Belum lagi roti goreng yang dibalut telur plus kornet yang sangat banyak di dalamnya.  Dan sumpah, sejak saat itu saya jadi ketagihan dengan 2 menu special ini.

Yang membuat saya makin ngefans berat dengan kopi Phoenam, sejak Mei 2012 kedai ini juga buka cabang di dekat rumah saya, yaitu  di Jl. K.H. Abdullah Syafi’ie Kav. 4, Terusan Casablanca, Tebet, Jakarta Selatan.  Konsep kedainya pun berbeda dengan yang di Wahid Hasyim, kedai kopi disini mengusung konsep cafe, klop deh buat saya.

Khusus yang di Tebet ini, banyak menu yang berbeda dari yang di Wahid Hasyim (saya baru mencoba dua kedai ini).  Untuk kopi,  sejumlah pilihan. Sebut saja, kopi phoenam spesial, kopi susu phoenam, dan kopi susu phoenam tipis. Sedangkan untuk kopi phoenam hitamnya bisa memilih kopi hitam phoenam spesial, kopi hitam phoenam, dan kopi hitam phoenam tipis (versi kopi susu/hitam phoenam dalam kadar yang kurang pekat dari aslinya). Tersedia pula kopi tubruk phoenam.

Selain andalan roti goreng kornet yang saya suka, banyak cemilan lainnya seperti  roti bakar, pisang bakar, asinan, kentang goreng, lumpia sayur, kroket, risoles, kue mangkok aren, aneka kue basah, dan sejumlah pilihan lain seperti peyek kacang atau emping manis pedas. Beragam jus buah atau minuman lain pun bisa jadi tambahan, misalnya jus alpukat, jambu merah, teh tarik phoenam, dan susu. Khusus kue mangkok aren, saya beri 2 jempol tuh. enak bangetttts.

Sedangkan untuk makan berats,  ada sajian buntut sapi (bakar, kuah, goreng), sup daging sapi, sup asam-asaman iga, atau soto banyumas. Selain itu, ada pula pilihan mi titi makassar dan kwetiau goreng (ayam, sapi, seafood). Ada juga nasi goreng, seperti nasi goreng merah makassar, nasi goreng bakar teri, atau nasi goreng ijo. Atau bisa juga nasi sapi lada hitam, nasi kari merah/hijau. Menu yang selalu saya pesan kalo mau makan berat, adalah nasi goreng bakar teri ...jempol banget buat saya !

Lucunya, sekalipun sudah ada makanan berat, mereka juga tetap menjual  mi instan. Ada mi goreng atau mi rebus yang boleh dipesan dengan tambahan telur ayam, kornet atau keju. Harga mi rebus/goreng ini hampir tak berbeda dengan harga di warung mi pinggir jalan

Soal harga, gak usah khawatir karena tidak akan menguras kantong. Harga kopinya cuman seperti tiga dari harga starbucks !


0 komentar: